Rabu, 29 Juli 2015

Cukup Sudah

Setahun lebih kupilih menutup pagar, pintu, jendela, bahkan setiap lubang yang memungkinkan kenanganmu masuk dalam otakku. Takkan kubiarkan itu terjadi, Yo. Cukup sudah air mata tertumpah. Cukup sudah prosa liris yang miris. Takkan kubuat puisi rindu yang menyayat kalbu. Aku tahu, kau bukan lelaki setengah baya yang selalu hadir dalam mimpiku. Bukan. Karena aku tahu, kau bukan sosok kekar yang sanggup menopangku ketika aku limbung. Kau juga bukan lelaki gagah yang bersedia meminjamkan bahumu saat aku tersedu-sedu. Kau juga bukan Romeo yang mampu menggubah syair romantis untukku. Tidak, Yo. Kau hanya sempurna dalam imajinasiku. Dan pemujaanku yang berlebihan membuatku buta. Mataku apalagi hatiku selama ini tak mampu melihat semua itu. Salahkah bila kini kupilih melanjutkan perjalanan ini. Entah di pelabuhan mana dapat kutemukan lelaki setengah abadku. Pencarianku takkan terhenti. Tidak. Tapi Yo, andai kelak sekali lagi kau menyebut namaku, meski lirih, aku pasti kembali untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar