Rabu, 29 Juli 2015

BELAJAR BERMAKNA

Sekedar berbagi. Beginilah cara saya menanggapi kritikan-kritikan tajam dari Bu Aulia Wijiasih. Duluuuu awal-awal mengenal beliau, saya suka sakit perut dan kram membaca kritikannya yang ibarat bon cabe, level tertinggi. Namun, semakin lama saya menyimak kritikan beliau, saya makin sadar, wajar kalau beliau gregeten. Ya ... banyak kita yang mengajar jauh dari kebutuhan siswa. Sejak itu, semua pembelajaran yang saya lakukan, selalu saya upayakan untuk "terkait" dengan kehiupan nyata anak didik saya. Beberapa yang sudah saya lakukan antara lain. 1. Pembelajaran teks laporan hasil observasi. Anak-anak mengobservasi lingkungan alam di sekitarnya. Tentu tidak sekadar memilih; tetapi harus ada nilainya, mengapa memilih lokasi itu. Tak hanya menuliskannya, tetapi mereka harus membuat laporan hasil observasi dengan video. Memang tak harus menggunakan handycam. Boleh hanya dengan kamera HP. Video ini harus dipresentasikan di depan kelas. Selanjutnya dibuat versi tulisnya. Sekali jalan, dapat 2 KD. Memproduksi teks laporan hasil observasi lisan kemudian mengonversikannya dalam bentuk teks laporan hasil observasi tulis (KD 4,4). Hasilnya? Serulah. Anak-anak jadi kenal dan tahu lebih jauh tentang lingkungannya. Yang pasti, laporannya jujur sekali. Tidak mengada-ada. Saya yang lebih banyak tidak tahu obyek yang diobservasi siswa pun jadi tahu karena ada bukti fisiknya (video). Sayang ya .... best practicenya gak masuk nominasi lomba best prctice hehehehe 2. Teks Negosiasi. Saya mencoba mengajarkan pada anak-anak saya hal yang bermakna. Bukan yang di buku teks semata, bukan teoritis semata. Di buku teks kelas X untuk materi TEKS NEGOSIASI, siswa ditugakan membuat surat penawaran. Usaha yang dituliskan adalah dagang batik. Lha, Batu bukan kota batik. Berapa banyak sih anak didikku yang tahu usaha batik. Maka, tugasnya saya ubah: A. 1) Anak-anak mengamati usaha lokal di Kota Batu. 2) memilih salah satu yang menarik untuk dikembangkan. 3) menentukan alasan-alasannya. 4) Mencari contoh usaha serupa baik yang berkembang maupun kurang berkembang. 5) Menganalisis mengapa usaha-usaha itu maju atau gagal. (Tugas 1-5 dipresentasikan lisan dalam konsultasi di kelas) B. Tugas berikutnya adalah membuat usaha tersebut dengan menentukan (a) apa keunggulan yang ditawarkan; (b) membuat surat penawaran produk (negosiasi tulis). Catatan: Tugas-tugas ini saya bimbing offline (dalam pertemuan di kelas) maupun online. Hasil akhirnya, siswa harus mengumpulkan dalam bentuk soft kopi ,mulai dari draft awal surat (penuh coretan hasil konsultasi), beserta brosur penawarannya. Karena terkait dengan banyak gambar, maka siswa boleh menggunakan gambar dari internet. Fokus pembelajaran adalah membuat surat penawaran. Hasilnya bagus-bagus. Serunya pembelajaran ini adalah: Anak belajar mengembangkan usaha dengan menganalisis potensi bisnis di sekitar tempat tinggalnya. (b) mereka terhindar dari plagiat. Mau plagiasi bagaimana wong sejak milih jenis usaha saja sudah dikawal gurunya yang super nyiyir hehehe. (c) Mereka tampak bahagia dan berseri-seri ketika mengenalkan usahanya pada rekan-rekannya. Bahasa lebaynya, saya melihat mimpi mereka jadi bisnisman hebat di wajah mereka. (Semoga terwujudya, Nak). 3. Yang sedang berlangsung saat ini adalah membuat TEKS CERPEN. Saya menggunakan The Copy Master. Saya sudah pernah membagi catatan tentang metode the copy master ini beberapa waktu yang lalu. Sejak awal siswa harus mengonsultasikan pada saya tentang ide cerita yang akan mereka buat. Selanjutnya, menulis cerpen ini juga harus dikonsultasikan dalam pertemuan di kelas. mereka juga harus menguploadnya di wall grup kelas FB tertutup. Tujuannya adalah agar tulisannya mendapatkan masukan dari teman-temannya. (Yang memberi masukan mendapat rewardnilai). Ini sangat membantu terbatasnya waktu yang tersedia dalam tatap muka untuk bisa mengomentari cerpen siswa satu persatu. Selain itu, sekali lagi, insyaallah anak-anak terhindar dari plagiasi. Mau plagiat darimana? Wong sejak awal sama gurunya ini dipendeliki. Hasil akhir pekerjaan mereka tentu saja TIDAK HARUS SANGAT SEMPURNA. Yang penting adalah mereka MAU BELAJAR DAN JUJUR. Itu sebabnya, pengumpulan tugasnya juga harus menyertakan tugas-tugas mereka sebelumnya. Nah ... perubahan dari pekerjaan awal sampai ke akhir itulah sejatinya hasil belajar mereka. Saya akan posting contoh tugs-tugas siswa saya dalam postingan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar