Assalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
Alhamdulillahi Robbil Alamin. Wabihi
nastain, wa ala umurid dunya wad din, wa ala alihi wa ashaabihi ajma’in. Kama
qoolallahu ta’ala fil Quranil karim, “Yar faillahul ladziina amanuu minkum wal
ladziina utul ‘ilma darojat. Amma ba’du.
Syukur Alhamdulillah marilah kita
panjatkan ke hadirat Allah SWT, Yang
Maha Mengetahui segala rahasia kehidupan, Yang Maha Mengatur lakon kehidupan
yang dipentaskan oleh hamba-hamba-Nya di Bumi yang dihamparkan-Nya, Yang
Maha Mencerahkan kalbu manusia, sehingga mereka menjadi khalifah dan hamba-Nya
yang saleh, Yang Memutar roda perputaran bumi dan zaman, kebangkitan dan
kehancuran bangsa, serta mengantarkan kecemerlangan peradaban manusia atau
menghancurkannya.
Salawat dan salam semoga selalu tercurah
untuk Baginda Rasulullah SAW, yang melalui ajarannya sehingga muncul
manusia-manusia pilihan yang akan
menjadi aktor utama pembangunan umat manusia.
Dewan
hakim dan Hadirin Rahimakumullah
Di era kehidupan modern ini ada satu hal
yang tidak dapat kita hindari bersama yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek). Sudah menjadi
pengetahuan umum (common sense) bahwa
dasar dari peradaban modern adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Masa depan suatu bangsa akan banyak ditentukan
oleh tingkat penguasaannya terhadap Iptek. Maka jangan heran bila setiap bangsa
di muka bumi sekarang ini, berlomba-lomba serta bersaing secara ketat dalam penguasaan
dan pengembangan iptek. Iptek benar-benar memiliki urgensi yang sangat penting
dalam membangun peradaban bangsa.
Dewan hakim dan Hadirin Rahimakumullah,
Mari kita bandingkan Amerika, Jerman, dan Jepang yang telah
mencapai kemajuan yang sangat pesat di bidang iptek dengan negara-negara
tertinggal seperti Myanmar, Rohingya, Laos, bahkan Indonesia. Negara-negara
yang menguasai iptek pada akhirnya juga menguasai perekonomian dunia, bahkan
mengendalikan berbagai aspek kehidupan global seperti budaya, politik, bahkan
keamanan. Sebaliknya, bangsa tertinggal
bahkan berkembang menjadi makanan empuk mereka. Lihat saja, sumber daya alam
kita di Papua, Maluku, Aceh, dan banyak daerah lainnya dikuasai, dieksploitasi,
dan sebagian besar hasilnya dinikmati bangsa lain, terutama Amerika.
Semua itu menjadi salah satu
pembelajaran bagi kita bahwa iptek akan meninggikan derajat orang-orang yang
menguasainya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Mujadalah
ayat 11 berikut ini.
Artinya: Wahai orang-orang yang
beriman! Apabila diminta kepada kamu memberi lapang dari tempat duduk kamu
(untuk orang lain) maka lapangkanlah seboleh-bolehnya supaya Allah melapangkan
(segala halnya) untuk kamu. Dan apabila diminta kamu bangun maka bangunlah,
supaya Allah meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan agama (dari kalangan kamu) - beberapa
derajat. Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang
kamu lakukan.
Dewan
Hakim dan Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada
masa kegemilangan Islam, para tokoh Islam telah banyak menemukan dan
mengembangkan teknologi. George Sarton dalam Introduction: History of Science menyatakan bahwa pada setiap
setengah abad selalu muncul beberapa
tokoh tokoh ilmuwan besar. Setelah
abad Yunani dan China, maka berturut-turut sejak tahun 750-1100 M kita mengenal
Jabir al Hayyan, Al Khawarizmi, Ibnu Sina, Al Biruni, dan masih banyak yang
lainnya. Baru sejak tahun 1100 M muncul nama-nama Eropa seperti Roger Bacon
dan Gerard de Cremona. Sampai 250 tahun setelah itu, pemikiran sains
masih didominasi oleh tokoh-tokoh Muslim seperti Ibnu Rusyd, Nasiruddin Al
Tusi, dan Ibnu Navis. Namun, kini umat Islam seakan terpuruk dan tidur panjang, tidak lagi menggebrak
dunia iptek. Inilah salah satu faktor utama yang menyebabkan kaum muslimin
semakin tertinggal. Ketika kaum muslimin tertinggal dalam bidang iptek, maka
peradaban kita akan terpuruk. Sebaliknya, ketika kita menguasai iptek, kita
akan menjadi jaya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Az Zumar ayat 9 berikut ini.
Artinya:
(Apakah
kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: `Adakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?` Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Setidaknya ada tiga alasan kuat yang
mendasari keharusan kaum muslimin
menguasai iptek, yaitu (a) Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah
diboyong oleh negara-negara barat. Ini juga fakta yang tidak bisa dipungkiri, negara-negara
barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan iptek di negara-negara Islam.
Ini fakta yang tak dapat dipungkiri. Dan
(c) Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan
kemajuan iptek-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik
agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri, dan akhirnya bertengkar sendiri.
Dewan Hakim dan Hadirin Rahimakumullah,
Selain sangat penting dalam pembangunan
peradaban sebuah bangsa, sesungguhnya iptek juga memegang peran yang sangat
besar dalam menghancurkan sebuah bangsa
bila pengembangan dan pemanfaatannya tidak didasari iman dan takwa. Profesor
B.J. Habibie, adalah orang pertama yang menggagas integrasi imtak dan iptek
ini. Tanpa imtak, pengembangan dan
kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang
cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang
seluas-luasnya.
Mengapa pengembangan dan pemanfaatan
iptek harus diintgrasikan dengan imtak? Mari kita renungkan bersama.
Pertama,
iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan
hidup umat manusia bila disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah SWT.
Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang
bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi
batil dan miskin secara maknawi.
Kedua, iptek telah menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik,
dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang
dianut oleh bangsa kita.
Ketiga,
dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan
jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan
spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan
menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat
kebijaksanaan Allah yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga,
lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat,
imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti
harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar
manusia meraih kebahagiaan.
Dewan juri dan Hadirin Rahimakumullah,
Dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 24 sampai 25 Allah menjelaskan bahwa
bangunan Dienul Islam diibaratkan sebagai
sebatang pohon yang baik. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah
pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang
pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-cabang yang berupa ilmu pengetahuan.
Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan
seni. Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan
dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita
meraih kebaikan dunia (hasanah fiddunya)
dan kebaikan akhirat (hasanah fil akhirah).
Dewan Hakim dan Hadirin Rahimakumullah.
Berdasarkan uraian tadi, dapat kita simpulkan
bahwa kebenaran iptek menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya.
Iptek akan bermanfaat bila bermanfaat untuk mendekatkan pada kebenaran Allah
dan bukan menjauhkannya, dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya
(yang baik), dapat memberikan pedoman bagi sesama, dan dapat menyelesaikan
persoalan umat. Untuk semuanya itu
haruslah dilandasi, dibarengi dengan kekuatan dan penerapan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Wa billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu
alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar