Jumat, 21 Juni 2013

NASKAH PIDATO: URGENSI IMTAK DALAM PENGEMBANGAN IPTEK

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Alhamdulillahi Robbil Alamin. Wabihi nastain, wa ala umurid dunya wad din, wa ala alihi wa ashaabihi ajma’in. Kama qoolallahu ta’ala fil Quranil karim, “Yar faillahul ladziina amanuu minkum wal ladziina utul ‘ilma darojat. Amma ba’du.

Syukur Alhamdulillah marilah kita panjatkan ke hadirat  Allah SWT, Yang Maha Mengetahui segala rahasia kehidupan, Yang Maha Mengatur lakon kehidupan yang dipentaskan oleh hamba-hamba-Nya di Bumi yang dihamparkan-Nya,  Yang Maha Mencerahkan kalbu manusia, sehingga mereka menjadi khalifah dan hamba-Nya yang saleh,  Yang Memutar roda perputaran bumi dan zaman, kebangkitan dan kehancuran bangsa, serta mengantarkan kecemerlangan peradaban manusia atau menghancurkannya. 
Salawat dan salam semoga selalu tercurah untuk Baginda Rasulullah SAW, yang melalui ajarannya sehingga muncul manusia-manusia pilihan yang akan  menjadi aktor utama pembangunan umat manusia.  
Dewan hakim dan Hadirin Rahimakumullah
Di era kehidupan modern ini ada satu hal yang tidak dapat kita hindari bersama yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).  Sudah menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar dari peradaban modern adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).  Masa depan suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap Iptek. Maka jangan heran bila setiap bangsa di muka bumi sekarang ini, berlomba-lomba serta bersaing secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan iptek. Iptek benar-benar memiliki urgensi yang sangat penting dalam membangun peradaban bangsa.
Dewan hakim dan Hadirin Rahimakumullah,
Mari kita bandingkan  Amerika, Jerman, dan Jepang yang telah mencapai kemajuan yang sangat pesat di bidang iptek dengan negara-negara tertinggal seperti Myanmar, Rohingya, Laos, bahkan Indonesia. Negara-negara yang menguasai iptek pada akhirnya juga  menguasai perekonomian dunia, bahkan mengendalikan berbagai aspek kehidupan global seperti budaya, politik, bahkan keamanan.  Sebaliknya, bangsa tertinggal bahkan berkembang menjadi makanan empuk mereka. Lihat saja, sumber daya alam kita di Papua, Maluku, Aceh, dan banyak daerah lainnya dikuasai, dieksploitasi, dan sebagian besar hasilnya dinikmati bangsa lain, terutama Amerika.
Semua itu menjadi salah satu pembelajaran bagi kita bahwa iptek akan meninggikan derajat orang-orang yang menguasainya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Mujadalah ayat 11 berikut ini.
A011

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diminta kepada kamu memberi lapang dari tempat duduk kamu (untuk orang lain) maka lapangkanlah seboleh-bolehnya supaya Allah melapangkan (segala halnya) untuk kamu. Dan apabila diminta kamu bangun maka bangunlah, supaya Allah meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan agama (dari kalangan kamu) - beberapa derajat. Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang kamu lakukan.
Dewan Hakim dan Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada masa kegemilangan Islam, para tokoh Islam telah banyak menemukan dan mengembangkan teknologi. George Sarton dalam Introduction: History of Science menyatakan bahwa pada setiap setengah abad  selalu muncul beberapa tokoh  tokoh ilmuwan besar.  Setelah abad Yunani dan China, maka berturut-turut sejak tahun 750-1100 M kita mengenal Jabir al Hayyan, Al Khawarizmi, Ibnu Sina, Al Biruni, dan masih banyak yang lainnya.  Baru sejak tahun 1100 M muncul nama-nama Eropa seperti Roger Bacon dan Gerard de Cremona.  Sampai 250 tahun setelah itu, pemikiran sains masih didominasi oleh tokoh-tokoh Muslim seperti Ibnu Rusyd, Nasiruddin Al Tusi, dan Ibnu Navis. Namun, kini umat Islam seakan terpuruk  dan tidur panjang, tidak lagi menggebrak dunia iptek. Inilah salah satu faktor utama yang menyebabkan kaum muslimin semakin tertinggal. Ketika kaum muslimin tertinggal dalam bidang iptek, maka peradaban kita akan terpuruk. Sebaliknya, ketika kita menguasai iptek, kita akan menjadi jaya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat  Az Zumar ayat 9 berikut ini.

A009

Artinya:
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: `Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?` Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Setidaknya ada tiga alasan kuat yang mendasari  keharusan kaum muslimin menguasai iptek, yaitu (a) Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini juga fakta yang tidak bisa dipungkiri, negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan iptek di negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri. Dan  (c) Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan iptek-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri,  dan akhirnya bertengkar sendiri.
Dewan Hakim dan Hadirin Rahimakumullah,
Selain sangat penting dalam pembangunan peradaban sebuah bangsa, sesungguhnya iptek juga memegang peran yang sangat besar dalam  menghancurkan sebuah bangsa bila pengembangan dan pemanfaatannya tidak didasari iman dan takwa. Profesor B.J. Habibie, adalah orang pertama yang menggagas integrasi imtak dan iptek ini. Tanpa imtak,  pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya. 
Mengapa pengembangan dan pemanfaatan iptek harus diintgrasikan dengan imtak? Mari kita renungkan bersama.  
Pertama, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan,  iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.
Kedua,  iptek telah menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Allah yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan.
Dewan juri dan Hadirin  Rahimakumullah,
Dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 24 sampai 25 Allah menjelaskan bahwa bangunan Dienul Islam diibaratkan sebagai  sebatang pohon yang baik. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-cabang yang berupa ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fiddunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fil akhirah).
Dewan Hakim dan Hadirin Rahimakumullah.
Berdasarkan uraian tadi, dapat kita simpulkan bahwa kebenaran iptek menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya. Iptek akan bermanfaat bila bermanfaat untuk mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), dapat memberikan pedoman bagi sesama, dan dapat menyelesaikan persoalan umat.  Untuk semuanya itu haruslah dilandasi, dibarengi dengan kekuatan dan penerapan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Wa billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar