Minggu, 20 Oktober 2013

PESTA MUSIM HUJAN

Sebentar lagi musim hujan datang
tidak hanya mendung, angin, dan air yang menyapa
tetapi banjir dan bencana akan menyertainya.

Barangkali kita bakal bersujud syukur dan menari di awan
sebab panas tak lagi berkepanjangan.
Tak kan ada lagi teriakan "Gerah!"
Atau amarah yang tumpah bersama keringat yang basah. 
hujan membasuh resah. 

Tetapi, sempatkah kita berpikir
tentang mereka yang rumahnya tak beratap,
bahkan mungkin tak berumah.
Kemana mereka berteduh ketika hujan dan geledek menyerbu riuh?

Bersediakah kita berbagi tempat meski hanya sebatas
cukup bagi mereka menitipkan kering kepala
agar tak basah, tak resah, tak lelah, dan tak gundah
isi otaknya yang telah penat
dihimpit beban hidup yang tak bersahabat.

Atau justru kita, berlomba meninggikan pagar
mengunci rapat-rapat
agar tak sedikit pun kita dengar ratap
agar tak seujung kuku pun jemari ringkih itu menadah
sebab kita telanjur percaya:
masing-masing mendapat bagian dari hasil usahanya.

Sering kita lupa, di atas istana sana
beribu srigala telah menandastuntaskan tanpa sisa
jatah untuk mereka, saudara-saudara kita
yang banyak kita temui di pelosok desa,
bawah jembatan, di jalan-jalan di jantung kota
bahkan di pusat ibu kota.

Sempatkah kita membaca gurat telapak tangan yang menadah
Itu bukan mengemis, kawan!
Mereka menuntut hak
yang telah dimangsa para srigala yang mengaku saudara.

#musimhujanantaraduka dan luka#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar