Senin, 04 Januari 2016

SUP KAKI KAMBIG

TIM KAKI KAMBING, RESEP RAHASIA MERTUA

Tiap kali menjelang hari raya Idul Adha ada satu hal yang secara tak sadar sering terbayang-bayang.  Sesuatu yang sepele, lucu, atau barangkali aneh dan bisa jadi memalukan ya? Entahlah. Mau tahu apa itu? Hehehehe, aku sering terobses untuk mendapatkan kaki kambing. Sayangnya, obsesi yang sering mucul sejak limat tahun belakangan ini jarang terwujud.


Maklumlah suamiku pasti gak bakalan bersedia membawakan kaki kambing itu meski cuma sebelah sekali pun.  Padahal  sebagai salah seorang pengurus masjid di kompleks perumahan kami, tiap tahun dia selalu jadi panitia. Hm… melas banget. Ada tiga kali aku iseng-iseng pesan padanya.

“Mas, ntar bawain kaki kambing ya Mas, satu aja. Pengin banget aku memasaknya.”

Bukannya menjanjikan untuk membawakannya, malah aku ditegurnya.

“Malu-malu in saja! Berapa sih harganya? Umy beli saja ntar Aby ganti,” katanya.

Huaaaah, mana seru? Yang asyik kan kaki kambing itu didapetnya dari kambing kurban, dimakannya pas hari raya kurban. Lagi pula, karena bukan termasuk daging, kurasa gak salah kan kalau aku memintanya (hehehe jujur yang ini sebenarnya di hati malulah hahaha. Tapi supaya tulisan ini asyik, ya gak papa. Hahaha). 

Untungnya, sejak dua lebaran idul adha terakhir ini, pembantuku selalu dengan baik hati membawakan untukku. Heheheh, anak laki-lakinya yang biasa ikut motong kurban di mushala dekat rumahnya. Alhamdulillah sekarang aku bisa memasak kaki kambingkesukaanku.

Sebenarnya sering aku berpesan pada tukang sayur langgananku untuk membawakan kaki kambing. Sayangnya selalu tak terpenuhi. Beberapa kali juga kalau aku ke pasar, aku mencoba mencarinya. Sayangnya, sekali lagi, aku selalu gagal mendapatkannya. Jadilah, bila Idul Adha, aku sungguh mendambakan untuk mendapatkannya, meski Cuma sebelah.

Oh… kaki kambing idaman….

Awalnya aku paling benci bila berkunjung ke mertua dan mendapat sajian masakan kaki kambing. Biasanya perutku langsung mulas dan selera makanku langsung amblas. Entah kapan aku mulai menyukai masakan itu. Kurasa inilah benarnya pepatah Jawa, "gething, nyandhing". Membenci bakal menyukai. Buktinya dari sangat membencinya, sekarang saya sangat menyukainya. Hingga sekarang aku menjadikannya sebagai bahan masakan kesukaanku.

Sayangnya, tak mudah mendapatkan kaki kambing itu.

Mau tahu, kaki kambing itu dimasak apa? Masakan sederhana namun sekelas dengan sop buntut atau sop iga. Bisa membuat gairah makan meningkat dan mungkin baik juga buat orang yang dalam masa penyembuhan.  Namanya “Tim Kaki kambing”.

Nah inilah resepnya:
a.  Sepasang kaki kambing (berarti empat buah ya), yang sudah bersih.
b.  Sayur: buncis muda, potong-potong sekitar 3 cm.
c.  Rebus selama kurang lebih setengah jam dengan menggunakan panci presto.
d.  Siapkan bumbu-bumbunya:
     Bumbu halus: 5 siung bawang merah, 4 siung bawang putih, 15 butir merica, 3 cm
                             jahe. 
    Bumbu yang diiris:  4 batang daun bawang iris halus, 
                                         2 buah tomat ukuran sedang    belah jadi 6, 
                                         dan 2 batang serai belah jadi dua, 
                                         plus asam jawa secukupnya.
e.  Setelah kaki kambing lunak, bagi yang ingin aroma kambing tidak terlalu menyengat 
     oleh membuang kaldunya. Namun, bila dirasa tidak terlalu amis, kaldu bisa digunakan
     untuk memasak tim.
f.    Masukkan kaki kambing yang sudah lunak, air 2 liter, rebus hingga mendidih.
g.  Masukkan buncis yang sudah diiris.
h.  Tiga menit berikutnya masukkan semua bumbunya. Tambah gula pasir dua sendok.
i.   Sup siap dihidangkan dengan pelengkap sambal kecap, tahu gorEng, dan kerupuk udang.

   Tergoda? Silakan berburu kaki kambing. Tapi ingat, jangan sampai memotong kaki
kambing yang masih hidup!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar