Sabtu, 19 Desember 2015

JAWABLAH TUAN (Puisi untuk alm. Sam Eko dan Sam Slamet, Korban kerusuhan Supporter Bola di Sragen)

RIP Sam Eko Prasetyo dan Sam Slamet.
Ketika anak-anak kami berbaku hantam
berebut tulang demi arang, kemanakah kalian, Tuan?
Masih sibukkah Tuan berbagi hasil jarahan setelah sebulan bermain sandiwara dengan lakon persidangan atas nama kehormatan?
Ketika kami berurai air mata melihat tingkah polah anak kami yang makin tak terkendali,
sadarkah Tuan, inilah hasil teladan yang kalian berikan?
Masihkah telinga kalian dibudegkan dan mata kalian terbutakan oleh gemerlap kursi dan tumpukan harta hasil korupsi?
Tuan-tuan yang duduk nyaman di Senayan ...
Takkah kalian lihat kami terengah-engah, sepenuh harapan
menuntun tangan anak-anak kami agar tetap tegak berdiri
meski jalan kehidupan berkelok, 
dan cahaya kebenaran lebih sering padam ketimbang terang
sambil terus menadahkan tangan
bermohon kekuatan pada Dia Yang Punya Kekuasaan
Wahai Tuan bagaimanakah kelak kita menghabiskan masa tua
bila negeri ini telah kita titipkan pada mereka
yang kita didik dengan kepalsuan, kekerasan, dan adu fitnah yang kejam?
Tuan-Tuan, yang sungguh terpaksa kami sebut Yang Mulia
Katakan, bagaimana kami mampu berperang
menandingi teladanmu, memerangi gempuran fatwa televisi,
membentengi diri dari serbuan teknologi?
Adakah dinding rumah kami yang atap-atapnya bocor
dan ruang-ruang kelas yang sering ditinggal gurunya yang terlalu sibuk menuntaskan tugas-tugas administrasi
mampu menyelamatkan anak-anak kami?
Jawablah Tuan
bukankah anak-anak kami adalah anak-anakmu juga.
atau ...
Semoga: Sam Eko Prasetyo dan sam Slamet menjadi pupuk bagai damainya anak-anak bangsa. Cukupkan permusuhan. Tak ada yang kita perebutkan kecuali tulang keropos tanpa makna. Kita sama-sama rugi.Yuk damailah, anak-anakku.
(Doa semoga khusnul khotimah). Malang, 19 Desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar