Jumat, 21 Juni 2013

HOPE AND DREAM, MEMOAR GURU


HOPE AND DREAM, MEMOAR GURU


FOTO BUKU MEMOARJudul buku : Hope and Dream (Memoar Guru
Penulis : Faradina Izdhihary, Eko Prasetyo, dkk
Penerbit : Pustaka Nurul Haqqy
Tahun terbit : 2013
Tebal : xii + 328 halaman.
ISBN : 978-602-97838-3-4
Harga : Rp 50.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Adalah sebuah kebahagiaan bagi penulis yang karyanya termuat dalam buku ini. Buan saja karena isi buku ini memang menarik dan inspiratif, tetapi buku ini pun mendapat respon positif dari Mendiknas, M. Nuh yang berkenan memberikan kata sambutan. Sebagian di antara sambutan beliau adalah:
Sebagai memoar yang ditulis- dari pengalaman nyata para guru di lapangan, buku ini akan banyak menginspirasi para pembacanya. Karena itu, saya berharap setelah membaca buku ini, para buku bukan saja akan mengambil mutiara-mutiara berharga tetapi juga termotivasi untuk ikut menulis, mengingat masing-masing di antara kita punya catatan perjalanan sendiri-sendiri yang pasti beda.
Hope and Dream, Memoar Guru adalah sebuah buku antologi memoar hasil audisi yang diikuti guru-guru dari seluruh Indonesia. Buku ini membahas banyak kisah nyata para guru dalam mengabdikan dirinya secara tulus ikhlas, penuh perjuangan sebagai seorang guru, juga bagaimana mereka terus bertahan dan mempertahankan eksistensinya sebagai seorang guru. Sebagai sebuah buku yang ditulis dengan hati oleh para guru berhati mulia, begitulah mungkin simpulan yang akan bisa diambil para pembaca.
Buku yang lahir dari ide Faradina Izdhihary, cerpenis dan novelis (penulis novel Safir Cinta) yang juga seorang guru bersama Eko Prasetyo (editor Jawa Pos) ini sungguh inspiratif. Ada kisah seorang gadis yang berusaha maksimal menjadi guru karena ia sangat mengidolakan ayahnya, seorang guru yang terpaksa harus menggunakan kruk (penyangga kaki), tetapi terus mengajar tanpa mengeluh.
GUURU PINCANG! Itulah yang sering kudengar dari beberapa orang di sekitarnya. …. Bagi sebagian orang cinta adalah menerima, tapi cinta yang ini istimewa, 24 tahun sudah, tapi aku tetap merasa bahwa aku selalu menjadi penerima dan tak pernah akan cukup untuk memberi apa saja yang sudah ia berikan. Bahkan, seumur hidupku nanti…aku tetap tidak yakin mampu membalasnya. Sekalipun dengan menukar kakiku untuknya. Sebab, Guru Pincang itu tak lain adalah AYAHKU.
Bagaimana kemudian si gadis berusaha maksimal untuk mewujudkan impiannya menjadi guru di tengah kesulitan ekonomi keluarganya, serta bagaimana akhirnya ia mampu mengumpulkan uang puluhan juta rupiah untuk membiayai operasi kaki ayahnya, ditulis dengan sangat runtut dalam bahasa yang lancar, tetapi mampu membuat siapa pun yang membacanya akan menitikkan air mata. Inspiratif!
Ada juga memoar seorang guru yang menentang keras tindak kekerasan yang dilakukan sebagian guru untuk menegakkan kedisiplinan. Dalam memperjuangkan keyakinannya bahwa mendidik dengan kasih sayang, dengan hati lebih baik daripada kekerasan, ia harus mengalami banyak tantangan. namun, ia bersikukuh menghadapinya. Ameliasari Kusuma menuturkan bagaimana akhirnya ia malah harus menghadapi benturan dari kepala sekolah dan para guru, bahkan harus melewati persidangan (rapat dinas) yang membuatnya harus menghadapi 92 orang.
Senin kemaren, ada lagi yang bawa penthungan dengan dalih menertibkan anak-anak upacara, ada lagi anak-anak dikatakan sama dengan babi, karena tidak segera ke lapangan, pake ditarik-tarik dulu dari kelas persis babi keluar kandang, ada lagi ternyata ada teman yang tersinggung, kenapa setiap pelatihan selalu menyinggung perasaan teman ketertiban..(ge er amat ya…)]
Tidak tahukah mereka, cara feodal Belanda yang mereka lakukan saat ini sudah sangat ketinggalan jaman. Ajaran feodal bahwa pasal satu guru selalu benar, dan pasal dua kalau guru berbuat salah lihat pasal satu, seharusnya sudah tidak ada lagi.
Sometime i’m really tired..tired..tired…what I have to do…
Kalau mau jujur, ketika tahun-tahun pertama saya mengajar sekitar 10 tahun yang lalu, perilaku saya sama persis dengan mereka, galak dan tidak berperikemanusiaan, ratusan anak sudah saya sakiti hatinya, jiwanya…(ya Alloh ampuni hamba-Mu ini…)..dan itu berjalan hingga sekitar 2 tahun yang lalu.
Ada banyak kisah yang layak untuk dibaca dan diambil hikmahnya. tak hanya untuk para guru. Buku ini akan sangat bermanfaat bagi semua orang yang notabene pernah jadi murid sehingga tahu apa saja yang dialami guru. Sebuah kisah perjalanan yang ditulis dengan bahasa yang mengalir. Dalam tulisan mereka, ada satu benang yang cukup terang terlihat bahwa sejatinya para guru itu melakukan semuanya untuk mewujudkan harapan dan impian murid-muridnya. Harapan seorang guru agar para muridnya menjadi orang yang berilmu, berahlak mulia, dan sukses dalam kehidupan dunia akhiratnya.
Memang, seperti juga masalah guru, kisah tentang guru pun tak ada habisnya. Ia mengalir terus seperti ilmu yang ia transferkan pada muridnya. Ilmu yang akan terus menjadi cahaya bagi muridnya selamanya.
Pastikan anda mendapatkan buku ini melalu para kontributornya atau melalui event IGI sebab cetakkan pertama sangat terbatas!
Daftar kontributor:
1. Achmad Nurcholis Majid.
2. Ali As’ari
3. Ameliasari kesuma
4. Ardyana Rokhmah Pratiwi
5. Cantika Diptra
6. Choirul Fatah
7. Dazrizal
8. Eko Prasetyo
9. Elis tating Bardiah
10. Faradina Izdhihary
11. Hariani Susanti
12. Ika Dahliawati
13. Imam Wahyudi
14. Joko Wahyono
15. Lutfiyah Nurlaela
16. M. Musthafa
17. Naqqiyah Syam
18. Neny Makmun
19. Nur Farida Agustina
20. Rita Julianti
21. Siti Zulbaedah
22. Sumber Harno
23. Supalal
24. Sutini
25. Weni Suryandari

Novel SAFIR CINTA, Bercerita tentang Anak Haram

Pernahkah kita berpikir bahwa nasib malang, penderitaan, kemiskinan, dan kehinaan adalah sebuah kutukan turun temurun? Mungkin tak pernah! Tetapi bila kita mau mencoba merenungkannya, mencoba membayangkan diri kita berada pada posisi mereka, kita akan mampu menghayati, betapa anak-anak yang dilahirkan dari para pelacur, anak-anak hasil perkosaan, anak-anak hasil hubungan gelap atau hubungan di luar nikah, mereka akan mengalami luka berkepanjangan. Luka turun temurun. Status sebagai anak haram, membuatnya kesulitan mendapatkan jodoh orang baik-baik dari keluarga dan keturunan baik-baik. Alhasil, mereka pun akan melanjutkan nasib “hitam” para pendahulunya. Dibutuhkan tekad yang besar untuk memutus rantai kutukan turunan itu.
Pernah jugakah kita berpikir bahwa dalam kasus anak hasil di luar nikah, yang sekarang ini semakin dianggap bukan masalahbesar, sesungguhnya anaklah yang harus memikul beban paling berat. Mungkin saja memang dalam perkembangan jaman sekarang ini, banyak wanita yang menjadi apatis atau malah arogan ketika dirinya hamil di luar nikah. Mereka kemudian, entah karena tidak ada pilihan lain atau karena kesombongannya, memilih membesarkan sendiri anak mereka. Satu sisi memang patut diacungi jempol. Karena mereka tidak menambah daftar dosa mereka dengan mengaborsi kandungannya, misalnya.
Namun, pernahkah mereka yang menjalaninya atau kita orang-orang yang berada di sekitar  anak-anak malang itu sejenak merenung, kira-kira apa yang terlintas dalam benak mereka. Bukankah mungkin saja mereka akan mengatakan dalam hatinya pernyataan-pernyataan seperti ini.
# Menjadi anak haram bukan pilihan bagiku, tetapi hukuman atas kesalahan yang tak pernah kulakukan. Bila saja aku diberi hak untuk memilih, maka akan kupilih dari sperma mana aku diciptakan, dan dari rahim mana aku dilahirkan.#
#Seperti juga anak-anak cacat yang tak bisa melihat, yang tak bisa berjalan, yang tak bisa berpikir, begitulah keberadaanku sebagai anak haram. Meski di luar mungkin aku sempurna, namun dalam darahku mengalir kata “haram, haram, haram….” yang harus kubawa kemana-mana.#
Atau bisa jadi, anak-anak haram itu akan bertumbuh menjadi generasi yang membenci kaum pria. Meski, tak jarang juga kita temukan anak-anak hasil hubungan di luar nikah itu tumbuh besar dan dewasa menjadi orang baik, baik-baik, bahkan luar biasa. Mereka “mendhem jero, mikul dhuwur”, menutup aib orang tuanya dan meninggikan derajat orang tuanya.
Dari pemikiran itulah novel ini lahir. Sri, perempuan korban perkosaan. Perkosaan itu membuahkanEndang. Meski tak jadi korban perkosaan, Endang hamil di luar nikah. Malangnya, orang tua sang lelaki tak memberikan restu hingga Endang terpakjsa mewarisi nasib malang ibunya. Ia melahirkan Reysa.
Penderitaan dan hinaan yang diwariskan nenek dan ibunya membuat Reysa menjadi pribadi tegar dan kuat. Dengan kecerdasannya ia mampu meraih pendidikan hingga mencapai gelar Doktor dan memperoleh posisi sosial yang terhormat. Ia pu menikah dengan lelaki yang sangat mencintainya, lelaki dari keluarga kaya dan terhormat, yang memberinya dua anak yang manis-manis.
Tapi mengapa semua itu tak membuat Reysa puas? Ia justru berpetualang dari satu pelukan lelaki ke lelaki lainnya. Hingga ia bertemu dengan dua orang lelaki yang menjungkirbalikkan kehidupannya. Satu lelaki yang membuatnya berada “di pinggir jurang kehancuran” dan satu lelaki “yang mengulurkan tangan menuju jalan surga”.
Kematian dan kehancuran atau pertaubatan yang akan dipilih Reysa? Apa yang terjadi ketika ibu dan suaminya mengetahui semua pengkhianatan yang dilakukan Reysa? Temukan jawabannya dalam novel yang bisa membuat Anda menangis, merenung, dan merefleksi diri sendiri.
Bila Anda menanyakan bagaimana tanggapan saya atas novel saya ini, sederhana saja saya menjelaskannya. “Setelah membacanya Anda akan berenang. Kok bisa? Ya iyalah (lebay ya?) karena selama membacanya Anda akan banjir air mata hingga saat menyelesaikannya akan tercipta danau air mata. Jadi, bagi yang gak bisa berenang, saat membeli novel ini, jangan lupa beli pelampungnya ya!”
Ada baiknya, And abaca kutipan-kutipan berikut ini!
Mulyono tak hanya mengeksploitasi kewanitaannya secara liar dan brutal, namun juga telah menguras hampir seluruh air matanya yang sebenarnya tinggal sisa-sisa saja sejak bapaknya telah memperkosa dirinya. Bila bapak memperkosa dan menampar dirinya, Mulyono mengumpulkan dirinya bersama kedua istrinya dalam satu kamar. Seringkali, ia bersama dua madunya itu harus mengalami tekanan fisik karena Mulyono tak segan-segan menjatuhkan pukulannya pada ketiga istrinya. Perempuan-perempuan malang yang terpaksa harus menerima penderitaan lahir batin karena tak memiliki kekuatan untuk hidup mandiri.
“Jangan menyentuh anak haram, sebab akan membatalkan wudhu.”
Sedemikian hina mereka memperlakukan anak haram yang sejatinya lahir fitri itu. Orang-orang telah menjatuhkan vonis untuk kesalahan yang tak pernah ia lakukan. Hidup memang kejam. Hidup dan orang-orang yang dihidupkan itu tak pernah mau berpikir panjang bahwa anak-anak haram itu tak punya pilihan. Seandainya saja mereka boleh memilih, mereka akan memilih untuk dilahirkan dalam sebuah perkawinan yang sah dan memiliki orangtua yang kaya dan terpandang.
Manusia sebagai ciptaan tuhan hanya sekedar wayang, sak dhermo nglakoni. Artinya, manusia sebagai ciptaan Tuhan hanyalah wayang atau aktor yang harus menjalani hidup sesuai dengan skenario yang telah digariskan Tuhannya.
“Din… semua lelaki itu buaya. Sungguh. Ada buaya darat, laut, ada yang jinak ada yang liar. Ada yang malu-malu ketika disodori daging, ada yang beringas menyikat setiap daging, bahkan bangkai sekali pun. Jangankan seorang yang beku hatinya, seorang calon pendeta dan seorang ustadz pun sanggup takluk di antara paha perempuan!”
“Ibu tak mengajarkan padaku tentang Tuhan. Ibu hanya menanamkan padaku dendam yang sangat dalam. Yang kutanam kuat-kuat dalam ingatanku, kujadikan tujuan hidupku. Menjadi perempuan karier yang mandiri, tak bergantung pada laki-laki. Dengan cara itu tak ada satu pun lelaki yang berani melecehkanku,” Reysa mengakhiri kalimatnya sambil mengusap air mata.
Rasanya malu sekali ia menghadapkan hati dan wajahnya pada Allah. Ia sadar  terlalu banyak dosa dan keingkaran yang  telah ia lakukan. Selama ini, dendam telah membuatnya membutatulikan diri atas ke-Maha Besar-an Allah. Dendam telah membakar dan menghanguskan cahaya hatinya. Yang tertinggal hanya rasa panas, ledakan amarah, dan membuatnya tersesat.
“Ya Tuhan…. Betapa kesadaran akan semua dosa ini terasa jauh lebih menyakitkan dari kematian itu sendiri. Masihkah pintu taubat-Mu terbuka untukku, masihkah ada hakku untuk mencium aroma surga-Mu? Ya Tuhan…. Alangkah rindunya aku menyebut nama-Mu dengan hatimu. Malam ini, jika benar akan menjadi malam penghabisan bagiku, izinkan aku menyebut nama-Mu. Berulang, berulang, berulang….” Reysa berdoa seakan tanpa henti malam itu.
Dan inilah komentar beberapa teman penulis.
Ilham Q Moehidin: Gagasannya intim. Begitu dekat. Begitulah seharusnya roman modern dituliskan.
Arif Gumantia : Novel adalah sebuah prosa sintesis yang panjang, dengan tokoh-tokoh dan alur yang diciptakan, juga tema dan gagasan yang diungkapkan. Dalam novel safir Cinta ini, Faradina memilih mengungkapkan gagasan dengan bahasa-bahasa puitis, idiom-idiom Jawa, dialog para tokoh-tokohnya, dan pengembangan karakter  hingga pembaca bisa berimajinasi untuk menggapai tafsir dan maknanya.

Permendikbud Tentang Kurikulum Tahun 2013

Permendikbud tentang Kurikulum 2013 sudah disyahkan. Sebagai guru, kepala sekolah, atau pengaws tentu kita harus segera tanggap dan mempelajarinya. Yuk segera download dan mempelajarinya.

Jangan sampai ketinggalan.
http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1239

Pidato: Bahaya Narkoba

Assalamu alaikum warohmatulahi wabarokatuh.
Alhamdulillah. Innal hamda lillah. Nahmaduhu wanastainuhu, wanastaghfiruhu, wa naudzubillahi min sururi anfusina, wamin sayyiati a’malina, mayyahdilahu falaa mudhilallah. Wa mayyudlilhu falaa hadiyallah. Kama qolallahu ta’ala fil Quranil karim, “ Innamal khomru wal maysiruu wal anshobuu wal azlamuu, rijsum min ‘amalis syaitoon.”  Amma ba’du.
Dewan Juri dan Hadirin Rohimakumullah,
Masih lekat dalam ingatan kita, beberapa bulan yang lalu ketika aktor ganteng raffi Ahmad ditangkap polisi dalam razia pesta narkoba di rumahnya. Publik seakan-akan dikejutkan oleh kenyataan yang tak pernah disangka-sangka. Seorang aktor tampan yang kariernya sangat gemilang dan fansnya sangat banyak ternyata diduga menjadi pengonsumsi narkoba. Kasus Raffi Ahmad, hanya satu dari jutaan kasus penyalahgunaan narkoba yang terungkap di Indonesia. Data Kementrian Hukum dan Hak asasai manusia sampai tanggal 13 mei 2013 mencatat ada 158.812 narapidana dan tahanan di Indonesia, 51.899 orang di antaranya terkait kasus narkoba. Jumlah penyalah guna narkoba sebanyak 7 juta orang, dan sebagian besar di antaranya adalah para pelajar SMP, SMA, bahkan SD. Padahal, bisa jadi jumlah yang terungkap itu hanya fenomena gunung es, hanya fakta yang terungkap puncaknya saja, sedang fakta yang sebenarnya bisa jadi jauh lebih besar.
Dewan Juri dan Hadirin Rohimakumullah,
Jutaan pemuda  mengonsumsi narkoba, menyia-nyiakan masa remajanya. Sebagian besar di antara mereka mengonsumsi narkoba karena  lingkungan sosial yang 'kejam', keluarga broken home, kebodohan, dan rasa ingin tahu,  sehingga mereka menjadi korban para mafia narkoba.
Dalam Islam, minuman keras dan narkoba ini masuk dalam golongan khamar. Para ahli tafsir berpendapat bahwa Allah menjelaskan tentang pengharaman khamar dalam tiga tahapan.
Tahap pertama seperti dijelaskan dalam firman Allah surat Albaqoroh ayat 219 berikut ini.
Artinya: 
Mereka bertanya kepadamu tentang (meminum) khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia," tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. 
Ayat ini turun pada masa permulaan Islam, masa ketika iman Kaum Muslimin belum begitu kuat untuk dapat meninggalkan apa yang telah menjadi kegemaran dan kebiasaan mereka yang sebenarnya tidak dibolehkan oleh agama Islam. Setelah turun ayat ini, hanya sebagian dari kaum Muslimin menghentikan kebiasaan minum khamar, sebagian lainnya masih terus meminum khamar, karena menurut pendapat mereka ayat itu belum melarang mereka dari perbuatan itu. Apalagi karena Allah masih menyebutkan bahwa khamar itu mengandung manfaat bagi manusia. 
Tahap Kedua ialah firman Allah dalam surat An Nisa  ayat 43 yang berbunyi:
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ù„َا تَÙ‚ْرَبُوا الصَّÙ„َاةَ ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ سُÙƒَارَÙ‰ 
Artinya
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat sedang kamu dalam keadaan mabuk.  
Dalam ayat ini Allah dengan tegas melarang orang-orang mukmin mengerjakan salat dalam keadaan mabuk. Mereka kemudian terpaksa meninggalkan khamar agar tetap dapat mendirikan salat lima waktu.
Ketika iman kaum Muslimin semakin kuat dan telah matang jiwa mereka untuk dapat meninggalkan apa yang tidak diperbolehkan agama, maka turunlah ayat 90 surah Al-Maidah yang memberikan ketegasan tentang haramnya meminum khamar, yang berbunyi:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
 Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa meminum khamar, dan perbuatan lainnya itu adalah perbuatan kotor, haram dan termasuk perbuatan setan yang tak patut dilakukan oleh manusia yang beriman kepada Allah swt. Dengan turunnya ayat ini, tertutuplah sudah semua kemungkinan bagi orang-orang mukmin untuk meminum khamar. 
Dewan Hakim dan Hadirin yang dimuliakan Allah,
Terkait dengan narkoba, para ulama, sepakat bahwa mengonsumsi narkoba di luar untuk tujuan yang baik, seperti untuk pengobatan dan pembiusan hukumnya haram. Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan bahwa narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan.
Di antara dalil-dalil yang mendukung pengharaman narkoba dalam al Quran adalah: Surat Al A’rof ayat 157, Surat Al Baqoroh ayat 195, dan Surat An Nisa ayat 29.
Simpulan ketiga ayat-ayat tersebut adalah bahwa Allah dengan tegas mengharamkan  mengonsumsi  zat yang mendatangkan mudharat, merusak diri sendiii atau membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba, tidak hanya memabukkan, menghilangkan kewarasan, tetapi juga merusak badan dan akal seseorang.
Kita semua sepakat bahwa para pemakai narkoba, para pemadat pada dasarnya telah membinasakan dirinya sendiri.
Naudzubillahi min dzalik.
Dewan Hakim dan Hadirin yang Dimuliakan Allah
Efek kerusakan akibat minuman keras dan narkoba ini tidak hanya mengenai diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Tak hanya dalam skala kecil seperti keluarga, tetapi juga dalam skala besar, miras dan narkoba akan menghancurkan sendi-sendi pembangunan nasional. Para pemadat ini akan menjadi generasi lelet yang akan menghambat pembangunan nasional . Sungguh, miras dan narkoba dapat menghancurleburkan kehidupan seseorang, sebuah keluarga, bahkan sebuah bangsa.
Benarlah firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 91 yang berbunyi:

Artinya, Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingati Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Dewan hakim dan Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikianlah syeitan membujuk manusia untuk menjadi bagian dari mereka. Mereka mengiming-imingi kenikmatan sesaat bagi para pemuja kemaksiatan itu. Kenikmatan yang harus dibayar dengan kehinaan dunia akhirat. Zat-zat yang terkandung dalam miras dan narkoba membuat pengonsumsinya kehilangan kewarasannya, membuat mereka sanggup melakukan tindakan amoral dan tidak berperikemanusiaan. Perbuatan-perbuatan yang sebenarnya merupakan ‘hak prerogratif syeitan”, perbuatan yang seharusnya hanya syeitanlah yang melakukannya. Bukan manusia!
Bahkan, Allah SWT dengan tegas menyatakan bahwa mengonsumsi khamar, miras dan narkoba, serta berjudi termasuk dalam perbuatan syeitan. Siapa pun yang melakukan perbuatan syeitan berarti termasuk dalam golongan syeitan, menjadi ahli syeitan, keluarga besar syeitan.
Alangkah rendahnya derajat orang-orang yang menyalahgunakan narkoba untuk memenuhi hawa nafsunya. Mari kita renungkan bersama, “Maukah kita menukar posisi kita dari sebaik-baiknya makhluk Allah,  menjadi syeitan?” Sebuah tindakan yang sebenarnya merupakan kesepakata, penandatanganan pakta integritas  berupa daftar tiket, indent untuk masuk neraka.  
Dewan Hakim dan Hadirin Rahimakumullah,  
Sebagai generasi muda, calon penerus perjuangan bangsa, sudah seharusnya kita menyiapkan diri menjadi generasi yang berkualitas. Tak hanya dengan rajin belajar, menjalin ukhuwah islamiyah, kita juga harus menjaga diri dari perbuatan munkar yang diharamkan oleh Allah. Upaya menghindarkan diri dari bahaya penyalahgunaan narkoba setidaknya dapat dilakukan melalui tiga cara.
Pertama, dari diri sendiri. Artinya, masing-masing kita membentengi diri dari kemungkinan menjadi pengonsumsi narkoba. Hal itu dapat kita lakukan dengan pandai-pandai memilih teman bergaul. Memilih teman yang saleh dan berahlakul karimah, akan membimbing kita menjadi generasi Robbani, membentengi kita dari pengaruh buruk termasuk penyalahgunaan narkoba.
Kedua, dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah seraya memohon agar kita terhindar dari bahaya penyalahgunaan miras dan narkoba.
Ketiga, hendaklah kita selalu ingat bahwa apa pun yang kita lakukan hari ini pada dasarnya adalah tabungan masa depan kita. Bila kita menabung kebaikan dan kemuliaan hari ini, maka kebaikan dan kemuliaan itulah yang akan kita petik di masa depan, termasuk di akhirat nanti. Sebaliknya, keburukan yang kita lakukan hari ini, termasuk menghancurkan diri sendiri dengan mengonsumsi narkoba, pada dasarnya adalah menghancurkan masa depan kita sendiri.
Dewan Hakim dan Hadirin yang dimuliakan Allah,
Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah telanjur menjadi pengguna narkoba? Jangan berputus asa. Segeralah bertaubat, berhenti mengonsumsinya, ikuti rehabilitasi, putuskan segala hal yang memungkinkan kita akan terhubung kembali dengan para bandar dan pengguna narkoba. Kesungguhan kita dalam bertaubat menjadi kunci untuk meraih maghfiroh Allah dan masa depan yang lebih baik. Insyaallah pintu maghfiroh Allah dan hidayah-Nya amat sangat luas.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Akhirnya, semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Usiikum binafsi bitaqwallah.
Wassalamu alaiku

Pidato: Membangun Generasi Muda Islami

MEMBANGUN GENERASI MUDA INDONESIA
YANG LEBIH BERKUALITAS DAN BERAHLAKUL KARIMAH
Assalamu alaikum warohmatulahi wabarokatuh.
Alhamdulillah. Innal hamda lillah. Nahmaduhu wanastainuhu, wanastaghfiruhu, wa naudzubillahi min sururi anfusina, wamin sayyiati a’malina, mayyahdilahu falaa mudhilallah. Wa mayyudlilhu falaa hadiyallah. Qoola Rasulullahi shallallahu alaihi wasallam, “Innama buitstu liutamimma makaarimal ahlak.” Amma ba’du.
Dewan Juri dan Hadirin Rohimakumullah,
Sejenak marilah kita bersama menundukkan kesombongan dan keangkuhan kita, di hadapan Allah Yang Maha Rahman dan Rahim, seraya memanjatkan rasa syukur Alhamdulillahi Robbil Alamin, atas segala rahmat, karunia, dan maghfiroh-Nya sehingga kita dapat berkumpul di majelis yang insyaallah dipenuhi berkah ini.
Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua dari alam jahiliyah menuju dunia yang penuh cahaya kebenaran, cahaya Islamiyah.
Dewan Juri dan Hadirin yang Dirahmati Allah,
Akhir-akhir ini di hadapan kita sering dipajankan berbagai berita tentang dekadensi moral, penurunan akhlak di kalangan generasi muda dan para pemimpin bangsa. Kebejatan moral menjadi hidangan setiap hari. Para pejabat korupsi, berselingkuh dengan dalih nikah siri, premanisme merajalela,  begitu pun penyalahgunaan narkoba. Kesesatan seperti yang dipertontonkan Eyang Subur seakan menjadi tuntunan, yang tak perlu dirisaukan apalagi dihentikan.
Astaghfirullahal adhiem.
Sungguh, saat ini kita berada dalam zaman yang secara jelas digambarkan  Allah  dalam surat Maryam ayat 59 yang berbunyi:
Artinya:
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
Yang dimaksud “pengganti” dalam ayat ini adalah umat Islam setelah wafatnya  Rasulullah. Yaitu suatu generasi yang perilakunya menyimpang dari jalan yang lurus, meninggalkan ajaran yang dibawa para Rasul sebelumnya sehingga mereka tidak lagi mengerjakan salat dan selalu memperturutkan kehendak hawa nafsu dan dengan terang-terangan melanggar larangan Allah seperti meminum minuman keras, berjudi, berzina, dan mengadakan persaksian palsu. Mereka ini diancam oleh Allah dengan ancaman yang keras, kepada mereka akan ditimpakan kecelakaan dan kerugian baik di dunia maupun di akhirat. 
Kini, alangkah mudahnya kita temukan orang-orang di sekitar kita, saudara-saudara kita sesama muslim yang menyimpang dari jalan yang lurus, meninggalkan ajaran yang dicontohkan Rasulullah.Yang lebih mengerikan lagi, secara tidak kita sadari, semakin hari kita semakin membiarkannya, kita semakin lama semakin bersikap permisif dan pasif. Menganggap segala kemunkaran itu sebagai hal yang biasa, yang harus diterima, karena kita tidak lagi sanggup berbuat apa-apa. Istilahnya, nafsi nafsi, urusanku urusanku sendiri, urusanmu urusanmu sendiri. Jangan ikut campur. Bahkan tidak sedikit di antara kita pelan-pelan terseret mengikuti arus kesesatan ini.
Sungguh sangat ironis. Di tengah-tengah gencarnya syiar Islam, di tengah-tengah banyaknya pengajian massal yang dihadiri ribuan, bahkan puluhan ribu orang, kemunkaran semakin jelas-jelas dipertontonkan. Tentang kondisi ini, Uqbah bin `Amir meriwayatkan Sabda Rasulullah SAW yang artinya:
"Akan rusak binasalah sebahagian dari umatku yaitu "Ahlul Kitab" dan "Ahlullaban" Aku bertanya siapakah "Ahlul Kitab" wahai Rasulullah? Mereka ialah orang-orang yang mempelajari Alquran untuk berdebat dengan orang-orang mukmin. Lalu siapa pula "Ahlullaban" itu? Rasulullah menjawab, mereka ialah orang-orang yang memperturutkan hawa nafsu dan meninggalkan salat". (H.R. Ahmad dan Hakim) 
Ya… kita semua menjadi saksi, bahkan mungkin menjadi pelaku “ahlullaban” ini, menjadi orang-orang yang mengetahui dan menguasai ilmu agama sesuai Alquran dan  Al hadis, tetapi tidak mengamalkannya; kita hanya menjadikannya senjata. Agama sekarang menjadi senjata untuk tampak pintar, tampak alim, mengalahkan lawan bicara, bahkan untuk mencari kedudukan dan kekayaan.
Dalam kondisi seperti inilah, generasi muda dewasa ini tumbuh mencari jati dirinya.
Dewan Juri dan Hadirin Rohimakumullah,
Bisakah kita membayangkan, alangkah bingungnya para pemuda menentukan figur yang seperti apa yang harus mereka contoh? Apakah mereka harus tetap jujur, meskipun ujung-ujung harus tersingkir? Atau memang benar adanya, pameo Jawa yang menyatakan “Jamane jaman edan, yen ora ngedan ora keduman.”Jamannya jaman edan, jaman penuh kegilaan, kalau kita tidak ikut dalam kegilaan itu, kita akan tersisihkan.
Tentu, kita dengan tegas menolaknya. Karena Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah untuk membimbing manusia agar berperilaku yang ahlakul karimah.
Innama  buitstu liuttamimma makarimal ahlak, “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Kebobrokan akhlak bangsa ini, telah dengan tragis menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa ini. Kehancuran ahklak pemuda bangsa ini akan melahirkan generasi yang lower quality, generasi yang mampu menjual dirinya sendiri, menjual tanah airnya, bahkan menjual aqidahnya. Marilah kita belajar dari sejarah hitam kaum Ad dan kaum Tsamud, dua bangsa besar yang sangat durhaka kepada Allah dan nabinya, yang kemudian dibinasakan Allah. Semua itu dapat menjadi pembelajaran bagi umat-umat setelahnya.
Dewan Hakim dan Hadirin Rahimakumullah,
Untuk melahirkan generasi penerus yang berkualitas dan berahlakul karimah, harus dilakukan melalui ikhtiyar lahir dan batin. Ikhtiyar lahir dapat dilakukan dengan cara memberikan makanan, tempat tinggal, fasilitas pendidikan yang memadai pada anak keturunan kita. Berikutnya adalah ikhtiyar batin. Ikhtiyar batin harus dimulai sejak kita memilih jodoh, calon bapak atau ibu anak-anak kita nanti. Dalam memilih jodoh hendaknya kita berpegangan kepada ajaran Nabi Muhammad SAW dengan melihat 4 kriteria, yaitu wajahnya, keturunannya, kekayaannya, dan agama atau ahlaknya. Namun, bila kita tidak dapat menemukan jodoh yang sempurna ke empat-empatnya, maka jadikanlah agama, ahlak sebagai syarat yang utama.  Setelah menikah, ikhtiyar batin yang harus dilakukan adalah berdoa. Tidak lagi berdoa untuk diri sendiri seperti pada masa masih lajang, tetapi sudah bertambah untuk istri atau suami, anak-anak, dan calon keturunan kita nantinya. Doa ini secara tersurat difirmankan Allah dalam Al Quran surat Al Furqoon ayat 74 berikut ini.


Artinya,
Dan orang-orang yang berkata: `Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.


Dewan Hakim dan Hadirin Rahimakumullah,
Orang-orang yang bermunajat dan memohon kepada Allah agar dikaruniai istri atau suami, anak-anak dan keturunann yang benar-benar menyenangkan hati dan menyejukkan perasaan mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang saleh dan bertakwa. Mereka termasuk dalam golongan yang diselamatkan Allah dari neraka jahanam seperti dijelaskan dalam surat Al Furqoon ayat 69. Doa orang tua yang saleh dan bertakwa ini didasarkan oleh keinginan agar penduduk dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang beriman dan bertakwa dan agar anak cucu mereka melanjutkan perjuangannya menegakkan keadilan dan kebenaran.
Dari Al Quran kita juga dapat belajar bagaimana menjadi pemuda yang dicintai Allah dari kisah Ashabul Kahfi, yaitu 7 orang pemuda dan seekor anjing yang bersembunyi untuk menyelamatkan aqidah. Mereka bersembunyi  dari Raja Daqyanus yang lalim. Daqyanus seorang penyembah berhala yang menangkap, menyiksa, dan membunuh orang-orang yang beriman. Demi menyelamatkan aqidahnya, para pemuda ini bersembunyi di gua. Allah kemudian membuat mereka tertidur selama 309 tahun dan membangunkan mereka kembali ketika pemerintahan sudah berubah aman.
Adapun sifat-sifat ashabul kahfi yang layak kita teladani adalah (a)  menegakkan shalat lima waktu. Sebab shalat akan mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar. Innasholata tanha anil fahsa’i wal munkar. (b) selalu menyeru pada al-haq,  berani menyuarakan kebenaran, (c) mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, (d)   saling melindungi sesama muslim, dalam artian menjaga kerukunan, perdamaian, dan persatuan dalam ukhuwah islamiyah, dan (e) rela mengorbankan diri dan hartanya untuk kepentingan, untuk jihad fi sabilillah.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan kepada para hadirin, khususnya  generasi muda. Marilah bersama-sama kita bertekad menjadi generasi Robbani, generasi islam yang berkualitas dan berahlakul karimah. Generasi yang siap memegang amanah, meneruskan perjuangan para pahlawan yaitu mewujudkan bangsa Indonesia yang adil sejahtera. Baldatun thoyyibatun wa Robbul ghofur.
Akhirnya, semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Usiikum binafsi, bitaqwallah.
Wassalamu alaikum Wr Wb.




Pidato: Bahaya Pornografi

BAHAYA PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI
BAGI MASA DEPAN GENERASI MUDA INDONESIA
Assalamu alaikum Wr Wb
Alhamdulillahi Robbil alamin. Wabihi nastain. Wa ala umuriddunya waddin. Wa ala aliihi  wa ashabihii ajmain. Kama qoolallahu ta’ala fil quranil karim. “Wa laa taqrobuz zinaa. Innahu kaana fahisata wa saa’a sabiilaa. Amma ba’du.
Sejenak marilah kita bersama menundukkan kesombongan dan keangkuhan kita, di hadapan Allah Yang Maha Rahman dan Rahim, seraya memanjatkan rasa syukur Alhamdulillahi Robbil Alamin, atas segala rahmat, karunia, dan maghfiroh-Nya sehingga kita dapat berkumpul di majelis yang insyaallah dipenuhi berkah ini.
Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua dari alam jahiliyah menuju dunia yang penuh cahaya kebenaran, cahaya Islamiyah.
Dewan Juri dan Hadirin Rohimakumullah,
Dewasa ini kita kaum muslimin, khususnya di Indonesia, benar-benar dibuat mengelus dada dengan semakin merosotnya akhlak generasi muda, utamanya generasi muda Islam. Kemerosotan ini terutama ditandai dengan semakin berkembangnya budaya pergaulan bebas di kalangan kaum muda, bahkan menjurus ke arah sikap permisif terhadap perilaku free seks. Kita tidak bisa lagi berbangga diri sebagai bangsa yang  terkenal sebagai negara yang sopan, ramah dan religius. Gelar tersebut ternyata hanya omong kosong. Selain terkenal sebagai negara terkorup, dalam dunia pendidikan kita hanya menempati peringkat ke 112 dari 176negara didunia. Dan yang paling memprihatinkansebuah hasil penelitian menunjukkan   bahwa pornografi di Indonesia meenduduki  urutan kedua di dunia setelah Swedia.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Dewan Juri dan hadirin Rohimakumullah,
Dari sudut pandang Islam, pengertian pornografi tidak terlepas dari makna aurat, yakni bagian tubuh manusia yang harusditutupi (tidak boleh kelihatan), kemaluan, organ-organ seks. Pornografi tidak dapat dipisahkan dari erotisme yang berarti berkenaan dengan seks dan rangsangan birahi. Dari dua batasan tersebut, maka pornografi, pornoaksi , dan erotisme, sangat terkait erat dengan pamer aurat dan rangsangan birahi.  Dalam menetapkan hukum mengenai melihat gambar dan film porno ini, batasan yang akan digunakan adalah batasan yang ditetapkan dalam fikih Islam mengenai aurat.  Jumhur ulama menyatakan bahwa batas aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut; sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Dalam konteks hukum Islam larangan pornografi ditemukan banyak dalil yang dapat menunjukkan pornografi ini sangat ditentang dan diharamkan.
Pertama, Larangan Memperlihatkan dan Melihat Aurat.  Aisha  Radhiyallahu Anha meriwayatkan bahwa Asma binti Abu Bakar (saudaranya) pernah masuk ke rumah Rasulullah SAW dengan berpakaian tipis sehingga nampak kulitnya. Rasulullah  berpaling dan mengatakan, “Hai Asma, sesungguhnya seorang perempuan bila sudah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini”, sambil ia menunjuk muka dan kedua telapak tangannya. (HR Abu Dawud).
Dalam hadis tersebut, jangankan mengumbar tubuh telanjang yang secara umum akan disebut pornografi, bahkan hanya memperlihatkan dan melihat aurat orang lain dilarang dan hukumnya haram. Apabila ada yang menyanggah bahwa itu hanya berlaku untuk melihat langsung, bukan gambar, pendapat ini tertolak dengan perintah menjaga pandangan, yang secara khusus difirmankan Allah dalam surat An Nuur ayat 30-31 yang artinya,
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.”
Larangan ini tidak dikhususkan “menjaga pandangan dari apa”. Ayat ini berlaku secara umum untuk menjaga pandangan dari apa saja yang akan membuat laki-laki maupun perempuan terjerumus berbuat dosa. Maka sama saja hukumnya antara melihat obyek aurat secara langsung maupun tidak langsung.
Kedua, Keharaman Mendekati Zina
Allah SWT berfirman dalam surat Al Isra ayat 42  yang berbunyi :


Artinya: Janganlah kalian dekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu tindakan yang keji dan merupakan jalan yang sangat buruk.
Dalam ayat ini yang dilarang dan diharamkan oleh Allah bukan hanya berzina, melainkan juga mendekatinya. Pintu apapun yang dapat membuat orang berdekatan dengan zina diharamkan secara tegas. Berdasarkan ketentuan ini pula segala bentuk pornografi, membuat atau melihatnya, adalah haram. Pornografi akan membuka jalan menuju perzinaan.
Ketiga, Haram Membuat dan Melakukan yang Menjadi Jalan pada Perbuatan Haram
Dalam kaidah fikih disebutkan sebuah kaidah, Al wasiilatu ilal haroomi haroomun, : Sarana yang menghantarkan kepada perbuatan haram adalah haram.”
Berdasarkan kaidah ini, yang diharamkan bukan hanya melihatnya, tetapi juga membuatnya. Bahkan orang-orang yang membuat gambar dan film-film porno ini melakukan dua hal sekaligus: membuat dan melihat. Kedua-duanya akan membuka jalan terjadinya perbuatan yang diharamkan, yaitu mendekati perzinaan. Oleh sebab itu, membuat maupun melihat gambar dan film porno adalah haram hukumnya.
Dewan hakim dan Hadirin yang Dimuliakan Allah
Selain dari dalil-dalil  tersebut, kita juga seharusnya meyakini bahwa setiap larangan Allah SWT sesungguhnya selalu disebabkan oleh adanya mudharat bila perbuatan itu dilakukan. Marilah kita renungkan bersama, beberapa  dampak negatif pornografi bagi para penikmatnya.
Pertama, Pornografi merusak otak.
Seorang ahli bedah saraf dari Hospital San Antonio, Amerika Syarikat, Donald L. Hilton Jr MD mengatakan bahwa ketagihan  menonton gambar dan film-film porno dapat mengakibatkan otak bahian tengah depan yang disebut Ventral Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil.Hal ini yang membuat orang-orang yang sudah kecanduan tidak dapat lagi mengontrol lagi perilakunya. Mereka juga akan mengalami gangguan memori. Kecanduan pornografi ditandai dengan tindakan impulsif, ekskalasi kecanduan, desensitisasi dan akhirnya penurunan perilaku. Kerusakan otak akibat kecanduan pornografi lebih berat dari kecanduan kokain.
Kedua, Pornografi membuat pikiran seseorang menjadi penuh dengan seks semata. Pikiran tentang seks akan menguasai alam bawah sedar mereka. Gambar berbau seks akan melekat pada otak mereka, sehingga ketika seseorang memutuskan untuk berhenti melihatnya, gambar-gambar yang pernah di lihat dimasa lalu akan bertahan sampai beberapa tahun bahkan selama-lamanya.
Ketiga,  Pornografi menjadi medan promosi terhadap praktik seksual yang menyimpang, seperti homoseks, pornografi kanak-kanak, seks dengan binatang (bestiality), perkosaan, seks dengan kekerasan dan lainnya.
Keempat,  Pornografi membuat seseorang terpicu untuk lebih suka melayani diri sendiri dibanding orang lain seperti kebiasaan masturbasi dan  onani.
Selain itu pornografi juga merusakkan hubungan orang tersebut dengan sekelilingnya, dalam hal ini keluarga atau orang-orang terdekatnya dan  membuat seseorang kehilangan semangat kerja. Yang sebelumnya aktif dan kreatif boleh jadi akan menjadi tidak fokus dalam pekerjaan; dan yang paling mengerikan pornografi akan membawa seseorang pada konsekuensi spiritual yang serius.

Dewan Hakim dan Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikian mengerikan dampak pornografi terhadap kesehatan mental dan fisik para pelaku, penonton, bahkan masyarakat di sekitarnya. Maka, wajiblah kita dengan tegas, menyatakan perang dan menolak setiap tindakan, perkataan, gambar, media, atau apa pun yang menjurus pada pornografi dan pornoaksi. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang utama adalah pelaksanaan tarbiyah Islamiyah.
Quu angfusiikum wa ahlikum naroo, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Salah satu tarbiyah Islam di bidang seks, atau sex education versi Islam yang harus sejak dini ditanamkan pada setiap muslimah adalah menutup aurat sebagaiman firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 59 yang berbunyi:
Artinya:
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: `Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka`. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Alangkah indahnya perintah Allah tersebut bila kita renungkan bersama. Allah memerintahkan agar kaum muslimah mengulurkan hijabnya, menutup auratnya dengan berhijab. Sebab pada dasarnya aurat itulah sumber munculnya pornografi dan segala tindakan sex criminal. Pakaian muslimah yang sesui syar’i insyaallah akan dapat memuliakan seorang wanita, ia akan terhindar dari fitnah dan bahaya kejahatan seksual. Selain itu, sejak  kecil, anak-anak elaki muslim, hendaklah diajari  untuk menjaga pandangannya.
Bila setiap keluarga muslim telah mendidik anak-anaknya dengan baik dan setiap pribadi menjaga perilakunya sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan, insyaallah bahaya pornografi dapat kita minimalkan, bahkan dapat benar-benar kita hindari..
Dewan Juri dan Hadirin Rohimakumullah,
Dari uraian tadi jelaslah bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT  serta tarbiyah islamiyah sejak dini menjadi fondasi sekaligus senjata yang ampuh untuk menanggulangi pornografi. Semoga kita semua terhindar dari keburukan dan kejahatan pornografi.
Demikian pidato dari kami, akhirnya, semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Wabillahi taufiq wal hidayah. Wassalamu alaikum Warohmatullohi wabarokatuhu.